Hadirkan Perasaan, ''Ini Ramadhan Terakhir Saya''
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Seandainya disingkap kepada kita tentang
ajal kita, bahwa Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir dalam
hidup kita. Bagaimana kita menjalani Ramadhan kali ini? Berapa kebaikan
yang berusaha kita kumpulkan?
Pastinya kita akan sungguh-sungguh
mengisi siang dan malamnya dengan banyak ibadah. Banyak amal-amal
kebaikan yang kita lakukan, walau membutuhkan pengorbanan tenaga dan
materi yang tak sedikit. Mengikhlaskan niat dalam semua amalan. Bertekad
meninggalkan semua yang bisa merusak puasa dan mengurangi
kesempurnaannya. Intinya, kita akan serius menjalani Ramadhan tahun ini.
Selayaknya perasaan “ini Ramadhan
terakhirku dan kesempatanku beramal shalih tinggal sebentar” kita
tanamkan dalam diri kita. Sehingga akan mendorong jiwa ini serius,
bersungguh-sungguh, dan konsentrasi penuh menjalani ibadah Ramadhan.
Tidak tertipu dengan taswif (aku akan lakukan ini besok, lusa,
seterusnya) dan angan-angan panjang, bahwa kematianku masih lama dan
kesempatanku berbekal masih panjang.
Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu berkata: Wahai Rasulullah, ajari aku dan nasihati aku dengan ringkas. Kemudian beliau bersabda,
إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ
“Apabila kamu berdiri dalam shalatmu maka shalatlah seperti shalatnya perpisahan.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad. Disebutkan juga dalam Shahih al-jami', no. 742)
Maksudnya: seperti shalat orang yang
mengira bahwa ia tak akan shalat lagi sesudahnya. Apabila orang yang
shalat yakin dirinya akan mati dan di sana masih ada satu shalat sebagai
shalat yang terakhir, hendaknya ia khusyu' dalam shalat yang
dikerjakannya itu karena ia tidak tahu bahwa bisa jadi shalat ini adalah
shalat yang terakhir." (Dinukil dari 33 Penyebab Khusyu' Shalat, Syaikh
Muhammad Shalih al-Munajjid: 45-46)
Perasaan ini hendaknya dihadirkan dalam
semua ibadah kita, khususnya puasa Ramadhan kali ini. Kita merasa bahwa
puasa Ramadhan tahun ini adalah puasa terakhir kita. Kita perlakukan
Ramadhan tahun ini sebagai Ramadhan perpisahan. Sehingga kita terdorong
untuk mengisinya dengan sebaik-baiknya, karena kita tak akan mendapati
kesempatan ini di tahun berikutnya.
. . . kita jadikan Ramadhan kali ini benar-benar bisa mewujudkan makna Shiyam Imanan wa Ihtisaban sehingga terampuni dosa-dosa kita yang telah lalu. . .
Mari kita istimewakan Ramadhan kali ini
dengan meningkatkan perhatian kita kepadanya, seolah-olah kita berpuasa
padanya sebagai puasa perpisahan. Kita buang rasa malas yang
menghabiskan umur kita dan kita singkirkan angan-angan panjang yang
melalaikan dari ibadah yang sungguh-sungguh. Kita keluar dari sekat
rutinitas dalam pelaksanaannya kepada ibadah yang hidup ruhnya.
Boleh jadi pada Ramadhan-ramadhan yang
telah berlalu kita mengerjakannya hanya sebatas untuk menggugurkan
kewajiban, maka kita jadikan Ramadhan kali ini benar-benar bisa
mewujudkan makna Shiyam Imanan wa Ihtisaban sehingga terampuni dosa-dosa kita yang telah lalu.
Bisa jadi di antara kita ada yang
semangat menghatamkan Al-Qur'an beberapa kali di tahun ini, maka kita
jadikan hataman Al-Qur'an di Ramadhan ini sebagai hataman yang
ditadabburi, dipahami dan diamalkan isinya.
Jika di tahun sebelumnya ada yang punya
hobi berpindah-pindah masjid untuk mencari imam yang bagus bacaannya
atau lebih cepat shalatnya, maka ditahun ini kita tanamkan tekad untuk
mengejar shalat yang lebih sempurna.
Jika biasanya kita manjakan diri dan
keluarga kita dengan minuman dan makanan enak serta hal-hal yang
bersifat duniawi, maka di tahun ini kita manjakan diri dan keluarga
dengan hidangan ruhiyah dan imaniyah sehingga terpancar cahaya keimanan
dalam rumah kita.
Kita yang senang karena sudah
membahagiakan keluarga dengan materi duniawi, maka kita perlebar
kebahagiaan tersebut ke keluarga lain yang membutuhkan. Kita tingkatkan
rasa berbagi kepada keluarga saudara muslim di Ramadhan tahun ini
sebagai wujud rahmat kita kepada sesama. Semoga Allah melimpahkan rahmat
dan kasih sayangnya kepada kita.
Jika kita sudah sering sedekah untuk
membantu orang yang menderita, maka kita jadikan tujuan sedekah kita di
Ramadhan ini untuk menyelamatkan diri kita dari jilatan api neraka
akibat kesalahan dan dosa kita. Karena sedekah yang ikhlas bisa
menghapuskan kesalahan sebagaimana air yang memadamkan api. Sedekah juga
merupakan sarana efektif memadamkan kemurkaan Allah.
Tanamkan dalam diri rasa senang memberi
hidangan berbuka bagi orang-orang yang berpuasa. Ini untuk
menyempurnakan pahala puasa kita, karena orang yang memberi hidangan
berbuka ia mendapatkan pahala puasa seperti yang diperoleh pelakunya
tanpa dikurangi sedikitpun.
Di antara kita yang memiliki kelapangan
rizki, niatkanlah umrah di Ramadhan ini karena keutamaannya yang besar.
Kita jadikan umrah kali ini sebagai penghapus dosa-dosa kita yang telah
lalu.
. . . Kita tingkatkan rasa berbagi kepada keluarga saudara muslim di Ramadhan tahun ini sebagai wujud rahmat kita kepada sesama. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya kepada kita. . .
Kita rencanakan di sepuluh terakhir dari
Ramadhan tahun ini dengan I’tikaf. Kita bermuhasabah di dalamnya, boleh
jadi kematian datang kepada kita secara tiba-tiba. Kita bermuhasabah
saat kita berada di alam kubur, apakah masih ada amal-amal yang menjadi
sebab siksa kubur yang belum kita istighfar darinya. Kita memuhasabah
diri, apakah sudah cukup amal-amal kita untuk menghadapi hisab Allah di
hari kiamat kelak. Pantaskah kita menjadi penghuni surga? Apa yang
terjadi dengan kita kalau kita harus masuk neraka?
Jangan pelit untuk mendoakan
saudara-saudara kita yang disekitar kita dan di belahan bumi lain,
semoga Allah mengampuni dosa mereka dan merahmati mereka. Semoga Allah
sembuhkan siapa yang sakit, Allah kuatkan hati mereka dengan kesabaran
atas musibah-musibah yang menimpa, Allah angkat bala’ dan waba’ dari
mereka, dan Allah tolong mereka atas musuh-musuh mereka. Sesungguhnya,
saat kita mendoakan saudara muslim kita yang lain, hakikatnya, kita
mendoakan untuk diri kita sendiri.
Semoga pesan-pesan ini mampu kita
realisasikan bersama sehingga kita jadikan Ramadhan tahun ini sebagai
Ramadhan terbaik di antara Ramadhan yang telah kita jalani. Semoga Allah
limphakan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiiin!
[PurWD/voa-islam.com]
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer